Baja tersusun dari besi dan karbon (Fe dan C). Apabila unsur tersebut bercampur dengan air dan udara akan timbul reaksi yang mendorong terjadinya karat. Berkat kemajuan teknologi konstruksi saat ini, baja ringan yang kita kenal telah dilapisi (dicampur) dengan materi logam mineral lain guna mendongkrak kekuatan dan kualitas, termasuk menghindari efek korosi (karat). Pengaplikasian lapisan antikarat sangat penting untuk menjaga agar material awet dan tahan lama.
Pada umumnya lapisan tahan karat yang di pakai yaitu lapisan AZ (alumunium dan zinc), seperti galvalume atau zincalume, dan lapisan Z (zinc) yang sering kita disebut galvanized
Baja ringan
Sebagai contoh untuk produk struktural seperti rangka atap baja ringan menggunakan baja ringan dengan tegangan tarik tinggi (G550). Namun untuk berbagai produk home appliances umumnya dipergunakan baja ringan dengan tegangan tarik yang lebih rendah (G300, G250) yang lebih lentur dan lunak sehingga lebih mudah dibentuk sesuai keinginan.
Oleh sebab tingkat kualitas dan kuat tarik tinggi, tidak mengherankan jika baja ringan lebih tipis dan ringan dibandingkan baja konvensional. Baja G550 bisa diartikan sebagai baja yang mempunyai kuat tarik 550 Mpa (Mega Pascal). Uji kualitas ini hanya dapat dibuktikan di laboratorium.
Meskipun lebih ringan dan tipis dari baja konvensional, dengan kuat tarik sebesar 550 Mpa baja ringan dapat dijadikan andalan untuk menopang beban struktur bangunan. Sementara untuk fungsi non struktural seperti penutup atap (genteng metal) diguanakan baja ringan kualitas G300.
Ketebalan baja ringan
Dipasaran umum ketebalannya berkisar antara 0,20 – 2,00 mm. Variasi ketebalan ini ditentukan oleh fungsi , sebarapa besar beban yang ditopang dan ukuran bentang baja itu sendiri. Ukuran ketebalan yang lebih kecil dibanding dengan baja konvensional bertujuan untuk mengurangi beban strukutur bangunan secara menyeluruh.
Kuda-kuda baja ringan mempunyai ketebalan antara 0,45 – 1,00 mm. Berbeda dengan kolom yang akan menopang beban yang lebih besar, ketebalannya kisaran antara 1,00 -2,00 mm (profil C). Sedangkan untuk genteng metal ketebalannya 0,20 mm karena bisa dikatakan tidak memikul beban, dan dengan ketebalan tersebut sudah cukup memadai.
Yang umum digunakan adalah baja ringan berbentuk “Canal” atau “C” dan “Omega”. Kesemua bentuk ini dapat dipergunakan sebagai penyusun konstruksi baja ringan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Profil batang baja ringan yang paling banyak digunakan yaitu profil “C”/”Canal”. Bentuk ini dianggap sebagai profil baja ringan. Profil Canal C merupakan profil tertua pada material batang baja,
Penampang profil ini juga sudah digunakan pada baja konvensional jauh sebelulm istilah baja ringan hadir yang hingga saat ini masih dipakai. Pada profil C kelebihan utamanya adalah pada saat digabungkan, dua profil C yang saling berhadapan disatukan akan menjadi “kotak”.Gambar di atas menunjukkan profil baja ringan berpenampang C single. Sementara gambar di bawah ini menunjukkan gambar profil C yang digabungkan menjadi satu, sehingga membentuk kotak.
Profil C (canal) digunakan sebagai rangka utama pada konstruksi kuda-kuda baja ringan. Sementara untuk konstruksi pendukung seperti reng sebagai tempat kedudukan penutup atap/genteng digunakanlah profil “Omega”, berikut gambarnya.
Gambar di atas menunjukkan penampang reng atau batten, dimana nantinya genteng akan ditempatkan di atasnya, batten/reng ini juga akan dipergunakan sebagai ikatan angin (crossbrace /windbrace), dan batang pengaku lainnya.
Sementara dimensi ukuran, seperti tebal baja ringan yang lazim digunakan pada konstruksi baja ringan ini umumnya memiliki ketebalan 0.75mm hingga 1.00 mm pada batang utama kuda-kuda konstruksi. Sedang pada batten/reng ketebalan yang digunakan mulai 0.40 hingga 0.60mm.
Sementara untuk ukuran tinggi profil juga bervariasi mulai dari 70mm hingga 100mm, dan pada batten/reng tinggi mulai 31mm hingga 60mm. Variasi ukuran ini ditujukan menyesuaikan dengan kebutuhan lebar bentang rangka yang berhubungan dengan beban/kekuatan yang disokongnya.
Berbeda dengan baja konvensional sebagai material konstruksi, rangka baja ringan memiliki mutu tinggi dan nilai keekonomisan, namun memiliki fungsi setara baja konvensional.
Rangka atap baja ringan diciptakan untuk memudahkan perakitan dan konstruksi. Saat ini, tengah booming penggunaan baja ringan sebagai kuda-kuda atap bangunan. Meskipun tipis, baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik hingga 550 mpa, sedangkan baja konvensional sekitar 300 mpa. Kekuatan tarik dan teganan ini untuk mengompensasi bentuknya yang tipis. Di Indonesia, ketebelan baja ringan berkisar dari 0.4mm – 1.0mm (disesuaikan dengan lebar bentang atap kuda-kuda bangunan).
Rangka atap baja ringan memiliki beberapa elemen yaitu kuda-kuda, braket, reng, jurai dan elemen pendukung lainnya. Kuda-kuda merupakan struktur utama dalam konstruksi atap baja ringan. Untuk mendapatkan kuda-kuda yang kokoh, cermati lebar bentangan dan besar beban yang akan diterima, demikian pula dengan derajat kemiringan atap. Ketebalan material baja ringan untuk kuda-kuda dan web berkisar 0.50– 1.0mm. Sementara untuk reng sekitar 0.4–0.7mm.
Perhitungan kuda-kuda baja ringan sangat berbeda dengan kayu, yaitu cenderung lebih rapat. Semakin besar beban yang harus disangga, jarak kuda-kuda akan semakin rapat. Misalnya untuk genteng dengan bobot 40 kg/m2 jarak kuda-kuda bisa dibuat setiap 1.70 Sementara bila bobot genteng mencapai 75kg/m2, maka jarak kuda-kuda menjadi 1.2m. Perhitungan ini masih dipengaruhi banyak faktor.
Kekurangan rangka atap bangunan atau kuda-kuda baja ringan :
- Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu.
- Apabila ada salah satu bagian struktur yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya karena - strukturnya yang seperti jarring.
- Sistem rangkanya yang berbentuk jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafon.
- Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profil.
Dipasaran umum ketebalannya berkisar antara 0,20 – 2,00 mm. Variasi ketebalan ini ditentukan oleh fungsi , sebarapa besar beban yang ditopang dan ukuran bentang baja itu sendiri. Ukuran ketebalan yang lebih kecil dibanding dengan baja konvensional bertujuan untuk mengurangi beban strukutur bangunan secara menyeluruh.
Kuda-kuda baja ringan mempunyai ketebalan antara 0,45 – 1,00 mm. Berbeda dengan kolom yang akan menopang beban yang lebih besar, ketebalannya kisaran antara 1,00 -2,00 mm (profil C). Sedangkan untuk genteng metal ketebalannya 0,20 mm karena bisa dikatakan tidak memikul beban, dan dengan ketebalan tersebut sudah cukup memadai.
Yang umum digunakan adalah baja ringan berbentuk “Canal” atau “C” dan “Omega”. Kesemua bentuk ini dapat dipergunakan sebagai penyusun konstruksi baja ringan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Profil batang baja ringan yang paling banyak digunakan yaitu profil “C”/”Canal”. Bentuk ini dianggap sebagai profil baja ringan. Profil Canal C merupakan profil tertua pada material batang baja,
Gambar di atas menunjukkan penampang reng atau batten, dimana nantinya genteng akan ditempatkan di atasnya, batten/reng ini juga akan dipergunakan sebagai ikatan angin (crossbrace /windbrace), dan batang pengaku lainnya.
Sementara dimensi ukuran, seperti tebal baja ringan yang lazim digunakan pada konstruksi baja ringan ini umumnya memiliki ketebalan 0.75mm hingga 1.00 mm pada batang utama kuda-kuda konstruksi. Sedang pada batten/reng ketebalan yang digunakan mulai 0.40 hingga 0.60mm.
Sementara untuk ukuran tinggi profil juga bervariasi mulai dari 70mm hingga 100mm, dan pada batten/reng tinggi mulai 31mm hingga 60mm. Variasi ukuran ini ditujukan menyesuaikan dengan kebutuhan lebar bentang rangka yang berhubungan dengan beban/kekuatan yang disokongnya.
Kuda-kuda baja ringan
Berbeda dengan baja konvensional sebagai material konstruksi, rangka baja ringan memiliki mutu tinggi dan nilai keekonomisan, namun memiliki fungsi setara baja konvensional.
Rangka atap baja ringan diciptakan untuk memudahkan perakitan dan konstruksi. Saat ini, tengah booming penggunaan baja ringan sebagai kuda-kuda atap bangunan. Meskipun tipis, baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik hingga 550 mpa, sedangkan baja konvensional sekitar 300 mpa. Kekuatan tarik dan teganan ini untuk mengompensasi bentuknya yang tipis. Di Indonesia, ketebelan baja ringan berkisar dari 0.4mm – 1.0mm (disesuaikan dengan lebar bentang atap kuda-kuda bangunan).
Rangka atap baja ringan memiliki beberapa elemen yaitu kuda-kuda, braket, reng, jurai dan elemen pendukung lainnya. Kuda-kuda merupakan struktur utama dalam konstruksi atap baja ringan. Untuk mendapatkan kuda-kuda yang kokoh, cermati lebar bentangan dan besar beban yang akan diterima, demikian pula dengan derajat kemiringan atap. Ketebalan material baja ringan untuk kuda-kuda dan web berkisar 0.50– 1.0mm. Sementara untuk reng sekitar 0.4–0.7mm.
Perhitungan kuda-kuda baja ringan sangat berbeda dengan kayu, yaitu cenderung lebih rapat. Semakin besar beban yang harus disangga, jarak kuda-kuda akan semakin rapat. Misalnya untuk genteng dengan bobot 40 kg/m2 jarak kuda-kuda bisa dibuat setiap 1.70 Sementara bila bobot genteng mencapai 75kg/m2, maka jarak kuda-kuda menjadi 1.2m. Perhitungan ini masih dipengaruhi banyak faktor.
Kekurangan rangka atap bangunan atau kuda-kuda baja ringan :
- Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu.
- Apabila ada salah satu bagian struktur yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya karena - strukturnya yang seperti jarring.
- Sistem rangkanya yang berbentuk jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafon.
- Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profil.
Meski terdapat beberapa kekurangan, kekurangan tersebut bersifat estetis dan tidak terlalu merisaukan. Untuk kekurangan yang bersifat teknis harus disiasati dengan cara memilih Aplikator baja ringan yang kompeten dan berpengalaman. Di luar kekurangan yang telah disebut, baja ringan secara umum juga memiliki kelebihan berikut :
Beban yang harus ditanggung oleh struktur di bawahnya lebih rendah karena bobotnya yang ringan jika dibandingkan kayu.
- Baja ringan tidak akan dimakan rayap.
- Baja ringan bersifat tidak membesarkan api (non-combustible).
- Pemasangannya relatif sangat cepat apabila dibandingkan rangka kayu.
- Baja ringan nyaris tidak memiliki nilai muai dan susut.
Beban yang harus ditanggung oleh struktur di bawahnya lebih rendah karena bobotnya yang ringan jika dibandingkan kayu.
- Baja ringan tidak akan dimakan rayap.
- Baja ringan bersifat tidak membesarkan api (non-combustible).
- Pemasangannya relatif sangat cepat apabila dibandingkan rangka kayu.
- Baja ringan nyaris tidak memiliki nilai muai dan susut.
Baca juga
Daftar Rekomendasi Kontraktor Area Gresik
Relic House Studio |
Atap Baja Sipil, Teknik Sipil , Civil Engineer , Civil Engineering
Pembangunan , Kuliah Sipil , Pelajaran Teknik Sipil , Vancivil -
Pembangunan , Kuliah Sipil , Pelajaran Teknik Sipil , Vancivil -
makasih infonya
ReplyDeletejangan lupa kunjungi laman https://ppns.ac.id/# dan https://blog.ppns.ac.id/tl/anantarizki/ makasih